Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1

 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1

1.       Peristiwa

"Perjalanan belajar modul 2.1 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya, yaitu modul 1. Kami memulai kegiatan dengan pre-test, meskipun kami mengalami kendala jaringan yang membuat kami kekurangan waktu dalam mengerjakannya. Pendekatan pembelajaran kami mengikuti alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Tahap 'Mulai dari diri' menjadi langkah awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1. Kemudian, kami melanjutkan dengan eksplorasi konsep yang kami pelajari dari modul sebelumnya, berdiskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan persepsi yang serupa, dan memberikan umpan balik konstruktif dalam merencanakan pembelajaran yang berbeda untuk setiap individu. Kami juga menyusun RPP berdiferensiasi secara mandiri dan mengunggahnya di LMS untuk mendapatkan umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator. Kami mendapatkan penguatan dari narasumber dalam memperluas pemahaman kami, menghubungkannya dengan materi sebelumnya, dan mengakhiri dengan menerapkan praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang kami buat.

2.       Perasaan

Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi menimbulkan rasa penasaran karena sebagai guru, kami harus mempertimbangkan karakteristik individu siswa. Sebelumnya, kami hanya fokus pada pencapaian materi kurikulum dan melupakan keragaman kebutuhan belajar di dalam satu kelas. Ini sejalan dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar yang menuntun siswa mencapai tujuan mereka, dan guru tidak dapat memaksa setiap siswa untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara yang sama. Guru dituntut untuk memfasilitasi siswa melalui berbagai alternatif yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka.

3.       Pembelajaran

Pembelajaran berdiferensiasi dirancang agar guru dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mengakomodasi berbagai kebutuhan belajar siswa. Guru perlu memiliki kepekaan dalam merespons semua kebutuhan belajar siswa, dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat terhadap materi pembelajaran, dan profil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran, guru juga perlu menggunakan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Dalam penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka.

 

1.       Penerapan

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa.