3.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 3.2

 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan bagaimana mengimplementasikannya

Ekosistem merupakan sebuah tempat terjadinya interaksi atau hubungan antar komponen makhluk hidup beserta pendukugnya yang saling berkaitan dan berketergantungan yakni komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup pada lingkungan tertentu.

Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.

Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan serta Sarana dan prasarana.

7 aset / potensi atau sumber daya sekolah tersebut antara lain:

1.       Modal Manusia

2.       Modal Fisik

3.       Modal Sosial

4.       Modal Finansial

5.       Modal Politik

6.       Modal Lingkungan/Alam

7.       Modal Agama dan budaya

Sedangkan pendekatan berfikir dalam pengelolaan aset terdiri atas 2 jenis, yakni:

1.       Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)

2.       Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah, maka harus bisa menerapkan pemikiran yang berbasis aset atau asset based thinking.

Berfikir berbasis pada aset / potensi kita akan bisa fokus pada aset atau kekuatan yang dimiliki, sehingga bisa mewujudkan masa depan, kita pun akan berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih, dan kita akan bisa mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya sehingga kita akan bisa merancang rencana berdasarkan visi dan kekuatan serta bisa mewujudkan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

 

Modul 3.2 mengarahkan seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk selalu berpikir positif dan bisa mengembangkan potensi sekolah.

Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada:

 

1.       Nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas

2.       mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna

3.       kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri

4.       berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas

 

SINTESIS BERBAGAI MATERI

a.       Modul 1.1 Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantara : Pemetaan potensi yang bisa disesuaikan untuk menuntun siswa sesuai kodratnya.

b.       Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak : Kompetensi atau kemampuan untuk merefleksikan, membuat inovasi dan kreatifitas serta berkolaborasi dalam mendukung kesadaran pemimpin pembelajaran dalam melihat aset yang ada.

c.       Modul 1.3 Visi Guru Penggerak : Konsep BAGJA dan 5D digunakan untuk memulai perencanaan dalam pengelolaan sumber daya.

d.       Modul 1.4 Budaya Positif : Memetakan potensi / aset adalah salah satu cara berpikir positif dalam perencanaan pengembangan sumber daya.

e.       Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi: Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa memetakan minat dan kreatifitas siswa sebagai aset terbaik sekolah.

f.        Modul 2.2 Keterampilan Sosial dan Emosional : Kompetensi / kemampuan guru dalam keterampilan sosial dan emosional dalam memaksimalkan pembinaan siswa sebagai aset sekolah.

g.       Modul 2.3 Coaching: Teknink, prinsip, dan langkah-langkah coaching bisa dilakukan guru untuk menggali kemampuan dan kemandirian coachee sebagai aset sekolah, dalam menyelesaikan permasalahannya.

h.       Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran : Dengan menerapkan konsep, paradigm dan nilai kebaikan bersama serta penerapan 9 langkah pengambilan keputusan, maka pengelolaan aset dapat berjalan lebih optimal.

 

Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.2

Sebelum

a.       Berfokus pada Kekurangan

b.       Cenderung menerima apa adanya kekurangan, tanpa berpikir bahwa ada sisi lain yang bisa dikembangkan.

c.       Belum sepenuhnya mengenali aset yang ada

d.       Berpikir berbasis masalah

Sesudah

a.       Berfokus pada sumber daya

b.       Berpikir apa yang bisa dikembangkan

c.       Perbedaan Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul 3.2 (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) Lebih optimis

d.       Berpikir berbasis aset

 

 

2. RENCANA TINDAKAN AKSI

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

a. Latar belakang

(Apa yang mendasari Anda membuat rancangan tindakan ini?)

Potensi atau aset adalah sumber daya yang sangat mendukung kemajuan sekolah, maka sebagai guru harus bisa memetakan aset sekolah , sehingga bisa berupaya maksimal pemanfaatan aset untuk mendukung pembelajaran di kelas yang menarik dan menyenangkan menuju merdeka belajar.

b. Tujuan

(Apa dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini?)

Pemetaan potensi dan pengelolaan aset dan sumber daya dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di kelas dan meninngkatkan kualitas pendidikan yang merdeka belajar.

c. Tolok Ukur

(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik?)

Evaluasi terhadap proses pelaksanaan aksi nyata

d. Dukungan yang dibutuhkan

(Apa saja bahan, alat, atau pihak yang Anda butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana Anda akan mendapatkannya?

Dalam melaksanakan aksi nyata diperlukan kerjasama atau kolaborasi semua pihak di sekolah, sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah, yakni:

- kepala sekolah

- rekan sejawat

- Staf TU

- siswa

e. Linimasa tindakan yang akan dilakukan

Dalam melaksanakan aksi nyata, maka saya menyusun prosedur BAGJA pada modul 1.2, yakni:

1. Buat Pertanyaan atau define : Guru menggali cita-cita dan harapan tentang kelas impian mereka dengan mengidentifikasi potensi dan kekuatan:

Apa yang bisa dilakukan untuk membuat kelas yang menyenangkan? Bagaimana menciptakan kelas yang menarik dan menyenangkan?

 

2. Ambil Pelajaran atau Discover: Guru bersama-sama dengan siswa mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan, misalnya:

Apa pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami oleh siswa ?

3. Gali Mimpi atau Dream: Guru menanyakan kepada siswa , menanyakan pendapat setiap siswa tentang pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang menyenangkan, contohnya: Seperti apakah kelas yang menarik dan menyenangkan menurut siswa? bagaimana perasaan kelas yang menarik dan menyenangkan?

4. Jabarkan Rencana atau Design: Membuat capaian yang masuk akal, misalnya langkah apa yang bisa dilakukan untuk menyiapkan kelas yang menyenangkan? Bagaimana pengaturan kelas agar selalu menarik dan menyenangkan?

5. Atur Eksekusi atau Deliver: Menyusun kelompok/tim kerja, misalnya siapa saja yang terlibat dan apa peran masing-masing siswa ?